Puyuh ini masuk dalam famili phasianidae dan ordo Galliformes. Dibandingkan dengan jenis puyuh lainnya, coturnix coturnix japonica mampu menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir per ekor selama setahun. Puyuh betinanya mulai bertelur
pada umur 35 hari. Tak heran bila puyuh ini lebih diprioritaskan untuk diternakkan. Kelebihan lain terletak pada suaranya yang cukup keras dan agak berirama. Oleh sebab itulah puyuh ini banyak dipelihara sebagai song birds (ocehan/klangenan, Jawa)
pada umur 35 hari. Tak heran bila puyuh ini lebih diprioritaskan untuk diternakkan. Kelebihan lain terletak pada suaranya yang cukup keras dan agak berirama. Oleh sebab itulah puyuh ini banyak dipelihara sebagai song birds (ocehan/klangenan, Jawa)
Coturnix coturnix japonica biasa ditemukan di hutan belantara. Hidupnya sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Sifat-sifat tertentu dari coturnix seperti kemampuannya menghasilkan 3-4 generasi per tahun menarik perhatian sebagai ternak percobaan dalam penelitian.
Ciri-ciri jantan dewasa terlihat dari bulu bagian leher dan dadanya yang berwarna cinnamon (coklat muda). Puyuh jantan mulai bersuara pada umur 5-6 minggu. Selama puncak musim kawin normal, jantan akan berkicau setiap malam.
Sementara pada puyuh betina, warna tubuhnya mirip puyuh jantan, kecuali bulu pada kerongkongan dan dada bagian atas yang warna cinnamonnya lebih terang serta terdapat totol-totol cokelat tua. Bentuk badannya kebanyakan lebih besar dibandingkan dengan jantan. Telur coturnix berwarna cokelat tua, biru, putih dengan bintik-bintik hitam, cokelat dan biru.
0 comments:
Post a Comment